Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Riau (Unri) Senin (19/3) kembali Angkat Sumpah Ners ke X dan Yudisium Sarjana Keperawatan ke XI. Dalam kegiatan angkat sumpuah di Hotel Ibis Pekanbaru itu, PSIK Unri mencetak 56 ners dan 75 sarjana keperawatan (S1) baru. Hadir dalam angkat sumpah itu Kepala Dinas Kesehatan Proivinsi Riau Dr Katijo, Pembantu Rektor I Unri Prof Dr H Aras Mulyadi DEa, Pembantu Rektor IV Irwan Prayitno, Ketua PSIK UR H Erwin MKes dan para tamu undangan lainnya.
Pembantu Rektor I Prof DR H Aras Mulyadi DEa dalam kesempatan itu mengatakan, Universitas Riau ingin selalu mencetak tenaga keperawatan yang berkualitas, professional dan handal. Mengingat tenaga perawat merupakan bagian terpenting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik di rumah sakit, puskesmas dan lain sebagainya.
Pelayanan kesehatan yang prima salah satunya ditujukan oleh perawat yang handal, ramah dan profesional. Jika perawatnya ramah, sopan, tentunya pasien merasa senang dan nyaman. Perawat yang handal ini yang harus dilahir oleh PSIK UR,'' jelas Aras Mulyadi dihadapan para lulusan PSIK.
Aras juga mengatakan, tenaga perawat saat ini sangat dibutuhkan, karena dialah orang yang berada dalam garis terdepan dalam pelayanan kesehatan. Apalagi, Riau tahun ini akan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-18, yang membutuhkan perawat yang dipersiapkan untuk antisipasi tenaga medis.
Sementara itu Ketua PSIK UR H Erwin MKes dalam arahan tersebut mengatakan, sejak berdiri pada 2004 lalu PSIK telah mencetak sebanyak 365 ners. Saat ini PSIK diperkuat tiga puluh dosen S2 dan lima dosen yang akan menyelesaikan S3. ''Memang untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, tenaga dosennya harus kita tingkatkan dulu kompetensinya,'' terang Erwin dalam sambutannya.
Erwin juga berpesan kepada lulusan sarjana maupun ners untuk menjaga nama baik almamater. Dengan adanya perubahan status dari sarjana keperawatan menjadi ners hendaknya mengubah pola pikir baik kognitif maupun soft skill. Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan. Dr Katijo yang membacakan sambutan dari Gubernur Riau berharap lulusan PSIK mampu menyelesaikan masalah di bidang kesehatan.
''Dengan yudisium sarjana keperawatan dan angkat sumpah ners bisa menutupi kekurangan tenaga perawat yang ada di Riau terutama didaerah terpencil yang membutuh tenaga perawat,” kata Kajito.
Pembantu Rektor I Prof DR H Aras Mulyadi DEa dalam kesempatan itu mengatakan, Universitas Riau ingin selalu mencetak tenaga keperawatan yang berkualitas, professional dan handal. Mengingat tenaga perawat merupakan bagian terpenting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik di rumah sakit, puskesmas dan lain sebagainya.
Pelayanan kesehatan yang prima salah satunya ditujukan oleh perawat yang handal, ramah dan profesional. Jika perawatnya ramah, sopan, tentunya pasien merasa senang dan nyaman. Perawat yang handal ini yang harus dilahir oleh PSIK UR,'' jelas Aras Mulyadi dihadapan para lulusan PSIK.
Aras juga mengatakan, tenaga perawat saat ini sangat dibutuhkan, karena dialah orang yang berada dalam garis terdepan dalam pelayanan kesehatan. Apalagi, Riau tahun ini akan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-18, yang membutuhkan perawat yang dipersiapkan untuk antisipasi tenaga medis.
Sementara itu Ketua PSIK UR H Erwin MKes dalam arahan tersebut mengatakan, sejak berdiri pada 2004 lalu PSIK telah mencetak sebanyak 365 ners. Saat ini PSIK diperkuat tiga puluh dosen S2 dan lima dosen yang akan menyelesaikan S3. ''Memang untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, tenaga dosennya harus kita tingkatkan dulu kompetensinya,'' terang Erwin dalam sambutannya.
Erwin juga berpesan kepada lulusan sarjana maupun ners untuk menjaga nama baik almamater. Dengan adanya perubahan status dari sarjana keperawatan menjadi ners hendaknya mengubah pola pikir baik kognitif maupun soft skill. Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan. Dr Katijo yang membacakan sambutan dari Gubernur Riau berharap lulusan PSIK mampu menyelesaikan masalah di bidang kesehatan.
''Dengan yudisium sarjana keperawatan dan angkat sumpah ners bisa menutupi kekurangan tenaga perawat yang ada di Riau terutama didaerah terpencil yang membutuh tenaga perawat,” kata Kajito.
Comments
Post a Comment