Katy Perry
Idealis Plus Kontroversial
Muda, cantik, seksi, dan kontroversial. Selain kualitas vokal, empat hal itu tampaknya merupakan formula ampuh menjamin popularitas seorang diva. Nama-nama yang telah muncul ke permukaan ada Lily Allen, Amy Winehouse, dan Duffy. Next, yang siap mengekor adalah Katy Perry.
Penyanyi bernama asli Katheryn Elizabeth Hudson ini merupakan putri seorang rohaniwan. Dia punya basic sebagai penyanyi gereja. Perry pernah merilis album rohani berjudul Katy Hudson pada 2001.
Ketika anak-anak, Perry dilarang mendengarkan musik-musik “sekuler”. Namun, diam-diam dia mendengarkan lagu-lagu Alanis Morisette dan Queen. Dia juga terpengaruh musik-musik pop-rock komersial seperti Avril Lavigne dan Gwen Stefani.
Pengaruh itu membuat Perry memutuskan untuk berkarir di ranah pop. Namanya pun berubah menjadi Katy Perry. Dia merasa bahwa nama Katy Hudson mirip dengan aktris Kate Hudson. Perry sendiri merupakan nama gadis sang ibu.
Selanjutnya, Perry bekerja sebagai vokalis in-house untuk tim produksi lagu The Matrix. Tim tersebut pernah membantu penulisan hit Sker Boi, I’m With You dan Complicated milik Avril Lavigne serta menulis hit Evolution milik Korn dan So Yesterday yang dipopulerkan Hillary Duff.
Pada 2005, Perry bekerja sama dengan Glen Ballard. Pria ini memproduseri album Jagged Little Pill milik Alanis Morissette. Namun, tanpa alasan yang jelas, album tersebut batal dirilis. Yang sempat beredar hanya beberapa single. Dia antaranya, Box dan Diamonds yang dipasang di account MySpace Perry.
Lagu-lagu Perry yang berlirik berani tapi fun dengan segera menjaring atensi publik. Bahkan, salah satu majalah musik Amerika Serikat menjuluki Perry sebagai The Next Big Thing dalam musik. Musik Perry kemudian menarik perhatian bos Capitol Records, Jason Flom. Ia lantas menarik Perry ke label tersebut pada akhir 2007.
Penyanyi kelahiran 25 Oktober 1984 itu kemudian muncul dengan image sassy. dan ceria serta penampilan seksi ala era 40-an. Perry identik dengan kostum halter neck warna-warni dan hotpants. Biasanya dia juga mengenakan bunga atau pita berukuran besar pada rambut.
Secara materi, Perry juga cukup sukses. Aliran musik electro rock dan vokal tinggi ala Amy Winehouse yang dimiliki lumayan catchy. Dua single pertama Perry, Ur So Gay (2007) dan I Kissed A Girl (2008) merajai chart Billboard, iTunes, dan menduduki peringkat ketiga World Wide Chart.
Pada 17 Juni lalu, Perry merilis album perdana, One of The Boys. Album tersebut berhasil menduduki peringkat ke-9 di chart US Billboard 200. Perry tidak hanya dihampiri kesuksesan, tapi juga kritik. Terutama, dari para feminis dan kolumnis berbagai media. Dua single pertama Perry dianggap terlalu vulgar mengekspos isu homoseksual.
Namun, menurut Perry, itu hanya masalah idealisme. “Aku kira, orang menghargai penulis lagu yang menunjukkan sesuatu yang berbeda. Kalau kamu hanya menulis yang bagus-bagus, orang tentu bosan,” paparnya. (hbk/berbagai sumber)
Idealis Plus Kontroversial
Muda, cantik, seksi, dan kontroversial. Selain kualitas vokal, empat hal itu tampaknya merupakan formula ampuh menjamin popularitas seorang diva. Nama-nama yang telah muncul ke permukaan ada Lily Allen, Amy Winehouse, dan Duffy. Next, yang siap mengekor adalah Katy Perry.
Penyanyi bernama asli Katheryn Elizabeth Hudson ini merupakan putri seorang rohaniwan. Dia punya basic sebagai penyanyi gereja. Perry pernah merilis album rohani berjudul Katy Hudson pada 2001.
Ketika anak-anak, Perry dilarang mendengarkan musik-musik “sekuler”. Namun, diam-diam dia mendengarkan lagu-lagu Alanis Morisette dan Queen. Dia juga terpengaruh musik-musik pop-rock komersial seperti Avril Lavigne dan Gwen Stefani.
Pengaruh itu membuat Perry memutuskan untuk berkarir di ranah pop. Namanya pun berubah menjadi Katy Perry. Dia merasa bahwa nama Katy Hudson mirip dengan aktris Kate Hudson. Perry sendiri merupakan nama gadis sang ibu.
Selanjutnya, Perry bekerja sebagai vokalis in-house untuk tim produksi lagu The Matrix. Tim tersebut pernah membantu penulisan hit Sker Boi, I’m With You dan Complicated milik Avril Lavigne serta menulis hit Evolution milik Korn dan So Yesterday yang dipopulerkan Hillary Duff.
Pada 2005, Perry bekerja sama dengan Glen Ballard. Pria ini memproduseri album Jagged Little Pill milik Alanis Morissette. Namun, tanpa alasan yang jelas, album tersebut batal dirilis. Yang sempat beredar hanya beberapa single. Dia antaranya, Box dan Diamonds yang dipasang di account MySpace Perry.
Lagu-lagu Perry yang berlirik berani tapi fun dengan segera menjaring atensi publik. Bahkan, salah satu majalah musik Amerika Serikat menjuluki Perry sebagai The Next Big Thing dalam musik. Musik Perry kemudian menarik perhatian bos Capitol Records, Jason Flom. Ia lantas menarik Perry ke label tersebut pada akhir 2007.
Penyanyi kelahiran 25 Oktober 1984 itu kemudian muncul dengan image sassy. dan ceria serta penampilan seksi ala era 40-an. Perry identik dengan kostum halter neck warna-warni dan hotpants. Biasanya dia juga mengenakan bunga atau pita berukuran besar pada rambut.
Secara materi, Perry juga cukup sukses. Aliran musik electro rock dan vokal tinggi ala Amy Winehouse yang dimiliki lumayan catchy. Dua single pertama Perry, Ur So Gay (2007) dan I Kissed A Girl (2008) merajai chart Billboard, iTunes, dan menduduki peringkat ketiga World Wide Chart.
Pada 17 Juni lalu, Perry merilis album perdana, One of The Boys. Album tersebut berhasil menduduki peringkat ke-9 di chart US Billboard 200. Perry tidak hanya dihampiri kesuksesan, tapi juga kritik. Terutama, dari para feminis dan kolumnis berbagai media. Dua single pertama Perry dianggap terlalu vulgar mengekspos isu homoseksual.
Namun, menurut Perry, itu hanya masalah idealisme. “Aku kira, orang menghargai penulis lagu yang menunjukkan sesuatu yang berbeda. Kalau kamu hanya menulis yang bagus-bagus, orang tentu bosan,” paparnya. (hbk/berbagai sumber)
Comments
Post a Comment