DKAP PMI Riau menjadi tempat konseling bagi permasalahan remaja Pekanbaru, sub Organisasi PMI ini dalam satu bulan setidaknya menangani 12 kasus hamil diluar nikah.
Menurut Manager DKAP Mareno, setidaknya terjadi peningkatan yang cukup signifikan untuk kasus hamil di luar nikah yang sebahagian besar didominasi oleh kalangan pelajar SMU.
‘’Disini kami hanya memberikan pengarahan kepada mereka yang sudah terlanjur hamil, di mana arahan kami agar pelajar tersebut tidak menjadikan aborsi sebagai solusi,’’ jelasnya.
Selain sebagai tempat konseling DKAP juga memberikan penyuluhan tentang seks kepada remaja. Tujuannya agar remaja tahu tentang resiko penyakit menular yang dapat menjangkiti mereka apabila mereka melakukan hubungan seks pranikah.
Untuk mendukung proses sosialisasi tentang seks, DKAP juga memiliki alat peraga seperti replika penis yang digunakan untuk memperagakan penggunaan kondom yang benar.
Khusus untuk konsentrasi HIV/Aids yang sasaranya adalah para kaum trans seksual DKAP juga memiliki regu khusus yang dinamakan PO (Petugas Outtride). Dikhususkan untuk terjun kelokasi di mana tujuannya hanya mendengarkan keluhan penderita saja tanpa memberikan solusi, karena menurut mereka pertama-tama yang seharusnya dilakukan untuk menangani khasus-khasus semacam itu adalah menjadi teman Curhat bagi mereka, lalu kemudian penanganan.
Menurut Mareno, penanganan HIV/Aids tidak cukup hanya sekedar sosialisasi melainkan perlu adanya pendampingan khusus kepada mereka yang memang pekerjaanya memiliki resiko tinggi terjangkit penyakit menular tersebut.
Sampai saat ini pendampingan yang dilakukan oleh DKAP adalah dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan, gunanya agar mereka dapat keluar dari jerat profesi yang cukup beresiko itu. (mng/**)
Menurut Manager DKAP Mareno, setidaknya terjadi peningkatan yang cukup signifikan untuk kasus hamil di luar nikah yang sebahagian besar didominasi oleh kalangan pelajar SMU.
‘’Disini kami hanya memberikan pengarahan kepada mereka yang sudah terlanjur hamil, di mana arahan kami agar pelajar tersebut tidak menjadikan aborsi sebagai solusi,’’ jelasnya.
Selain sebagai tempat konseling DKAP juga memberikan penyuluhan tentang seks kepada remaja. Tujuannya agar remaja tahu tentang resiko penyakit menular yang dapat menjangkiti mereka apabila mereka melakukan hubungan seks pranikah.
Untuk mendukung proses sosialisasi tentang seks, DKAP juga memiliki alat peraga seperti replika penis yang digunakan untuk memperagakan penggunaan kondom yang benar.
Khusus untuk konsentrasi HIV/Aids yang sasaranya adalah para kaum trans seksual DKAP juga memiliki regu khusus yang dinamakan PO (Petugas Outtride). Dikhususkan untuk terjun kelokasi di mana tujuannya hanya mendengarkan keluhan penderita saja tanpa memberikan solusi, karena menurut mereka pertama-tama yang seharusnya dilakukan untuk menangani khasus-khasus semacam itu adalah menjadi teman Curhat bagi mereka, lalu kemudian penanganan.
Menurut Mareno, penanganan HIV/Aids tidak cukup hanya sekedar sosialisasi melainkan perlu adanya pendampingan khusus kepada mereka yang memang pekerjaanya memiliki resiko tinggi terjangkit penyakit menular tersebut.
Sampai saat ini pendampingan yang dilakukan oleh DKAP adalah dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan, gunanya agar mereka dapat keluar dari jerat profesi yang cukup beresiko itu. (mng/**)
Comments
Post a Comment