Skip to main content

Cerpen Operasi Plastik

Operasi Plastik

DIAM-DIAM Ilham suka ngiri kalo ngebandingin dirinya sama Nanda.Terutama soal penampilan, Nanda kelewat ganteng, sementara Ilham merasa wajahnya kelewat genting. Mata Nanda bagus, sedangkan mata Ilham bagusnya pas nerima duit buat jajan dari emaknya. Hidung Nanda mancung, hidung Ilham menceng alias tebel tipis dan bibir menggemaskan (buat para petinju).

Namanya manusia kan enggak pernah puas. Begitu juga Ilham, diam-diam dia suka mikirin gimana caranya supaya penampilannya rada mendingan. Pikiran itu semakin sering melintas di kepalanya, sejak kehidupan keluarganya lebih sejahtera, istilahnya jadi Orang Kaya Baru (OKB). Makanya diam-diam belakangan ini Ilham suka menyurati Takada Doku, anak profesor yang jenius, kenalan Mudia waktu dia liburan ke Jepang. Tentu saja Ilham enggak bilang ke Mudia kalau dia menyurati Takada Doku. Untuk mendapati alamatnya saja Ilham musti ngumpet-ngumpet, pas maen ke kamar Mudia.

Sudah dua surat yang Ilham kirim tapi belum dibalas, sekarang Ilham lagi nyiapin surat ketiga.Hei, Tak! gue sudah nyurati elo dua kali. Jahat loe, kok enggak dibalas? Terus terang aja gue kagum ama kepintaran loe. Nah, makanya gue minta tolong. Loe kan tau, wajah gue lumayan berantakan. Gue minta tolong neh, gimana kek caranya loe reparasi muka gue. Soal biaya loe ga usah takut. Gue sekarang udah jadi orang kaya, kalau dulu kan, masih kaya orang. Kalo loe emang jenius, coba buktiin ke gue sapa tau elo bisa operasi plastik. Gue mau deh jadi kelinci percobaannya. Gitu aja dech, Tak. Gue mau luluran dulu. Daaaaah...

Ternyata surat ketiga itu cukup ampuh, sebab dua pekan kemudian Ilham dapat jawaban dari Takada Doku. Ham, sorry gue telat ngebalas surat elo. Gue lagi sibuk di laboratorium. Kebetulan, gue lagi ciptakan teknik operasi plastik yang lebih sempurna. Hasilnya cukup oke. Kalau elo emang minat, kapan aja loe bisa datang. Catat neh alamat praktek gue yang baru: Apartemen bentol-bentol, garuk-garuk floor, kobe, Jepang. Asiiik! Ilham girang banget abis nerima jawaban itu.

Tapi kegembiraan itu enggak dia kasih tau ke siapa-siapa. Dia pengen diam-diam aja. Pokoknya ganteng dulu, baru bikin kejutan. Ah, kalo nanti emang berhasil, bahkan ku singkirin Hengky Kurniawan dan kurebut Dian Sastro. Ilham berkhayal...

Suatu hari setelah pulang sekolah. Ilham nekat nyamperin Vina, anak Ketua Yayasan SMA 153 yang cakep tapi terkenal rada angkuh.
"Vin!" panggil Ilham, sambil celingukan kanan-kiri, takut Fitri, ceweknya ngelihat. Vina menoleh.
‘’Ada apa, Ham,’’ tanya tuh cewek datar.
"Anu, kamu mau enggak ngantari aku?" Vina bengong. Vina rada heran, tapi karena penasaran Vina tanya lagi.
"Ke mana?" Ilham diam sebentar. Terus pelan-pelan dia mengeluarkan majalah dari belakang pinggangnya.
"Saya mau daftar, ikutan cover boy. Nih, ada pengumuman sama formulirnya." Vina meraih majalah yang disodorkan Ilham.
"Kamu juga bisa daftar, Vin. Soalnya tahun ini lombanya dibikin bareng, cover boy ama cover girl," bujuk Ilham. Vina bingung. Ga salah, cowok berantakan kayak gini nekat mo ikut cover boy?!

"Aku bawa mobil kok. Aku udah punya mobil juga lho," kata Ilham. Vina ingin melotot. Abis, nada ucapan Ilham norak banget kedengarannya. Emang sih, akhir-akhir ini Vina sering melihat Ilham ke sekolah bawa mobil.

"Boleh, tapi ntar sekalian antarin pulang ya?" ujar Vina yang kebetulan Nissan X-trail-nya masuk bengkel. Lagian dia juga mendadak tertarik pengen ikutan lomba cover girl itu.
Di perjalanan, Vina mengacak-acak map pendaftaran yang tergeletak di dasbor itu. Di situ ada sobekan formulir yang udah dikliping.

Nama lengkap: Ilham Van Basten
Panggilan: Vincent
Lahir: Betawi
Sekolah:153
Hoby: Difoto (tapi jangan dicetak)
Moto: Sekali berarti, sudah itu mati.

Ha ha ha... Vina tertawa setelah membaca moto yang ditulis Ilham.
"Pintar juga kamu bikin kata mutiara?"
"Itu kan kenyataannya"
"Maksudnya...?"

"Iya dulu kan aku pernah naksir kamu. Tapi biarpun ditolak, aku enggak putus asa..."
"Ih, lham! Aku denger kamu kan jadian ama Fitri!" Vina melotot.
"He he he..." Ilham nyengir. "Itukan dulu."
"Jangan ngaco, Ham. Aku turun nih!" ancam Vina.
"Eit jangan, Iya deh enggak." Ilham terus menyetir Kijang-nya. Tapi dalam hati dia mengancam, awas nanti, Vin. Kalau gue udah pulang dari Jepang. Elo pasti mati-matian naksir gue.

Di depan redaksi majalah remaja Cilukba, Ilham memarkir mobilnya. Di sana banyak dipasang spanduk pendaftaran cover boy ama cover girl. Ilham terpaksa nekat masuk sendirian ke ruang pendaftaran, karena Vina mendadak mulas, sehingga mesti ngebom dulu ke kamar kecil di lantai dasar.

‘’Cari apa Mas?’’ seorang cewek cantik menegur Ilham yang celingukan kayak anak hilang.
Sialan, gue dipanggil Mas! Maki Ilham dalam hati.
"Enggak,ini saya mau daftar."
"Aduh, maaf. Untuk sementara, kami belum nerima lowongan." Muka Ilham memerah.
"Maksud saya, bukan ngelamar kerja. Saya pengen daftar ikutan cover boy..."
Haaaah!!? cewek itu tersentak saking kagetnya, cicak-cicak di dinding ikut melongo begitu mendengar Ilham pengen daftar jadi cover boy. "Mungkin kamu salah," cewek itu mengibaskan rambutnya takut kena debu. "Di gedung ini memang ada beberapa kantor redaksi majalah. Semua lagi bikin lomba cover. Mungkin yang kamu maksud lomba dibikin tabloid motoplus kali..."

"Lho, emangnya kenapa?!"
"Habis, hidung kamu kayak knalpot sih," ternyata si mbak manis itu cuma bercanda. Dengan sikap yang cukup ramah dia menerima formulir isian yang disodorkan Ilham.
"Mmmmm fotonya kok gak ada? Lupa ya?" tanyanya.
"Gak, mbak. Emang belum. Saya minta waktu sebulan, soalnya foto saya yang terakhir lagi dicetak di Hongkong Laboratories," jawab Ilham."Bisa kan, mbak?"
"Bisa-bisa," angguk mbak itu.
"Tapi fotonya harus komplet. Ada yang ambilnya dari depan, di samping serta dari atas," kata si mbak itu.

"Dari atas?" Ilham heran. "Buat apa, Mbak?"
"Soalnya gini, dulu pernah ada biro iklan nyari model buat iklan sampo cowok. Kami ajuin cover boy kami, eh ternyata dia ditolak."
"Kok ditolak?"

"Soalnya, sewaktu pemotretan dari atas, cover boy itu banyak pitaknya.Makanya, lomba yang sekarang ini pake persyaratan foto diambil dari atas."
"Saya kayaknya ada pitaknya deh, mbak. Tapi kecil."
"Kalau kecil sih gak nampak. Gak apa-apa. Emangnya kenapa sampe pitakan? Ditimpuk gundu sama temen waktu kecil?"
"Bukan, kena pacul, Mbak..."
"Haaah?!!!" mbak itu tersentak lagi saking kagetnya. Kalo kena pacul sich bukan kecil. Itu mah gede!!!

***

Pesawat Sinchan Air Lines tinggal landas dari Bandara Soekarno-Hatta. Di dalam pesawat, Ilham duduk sambil komat-kamit berdoa supaya selamat dalam perjalanan. Padahal gimana mau selamat, perginya saja enggak bilang-bilang ke orang tua.
Maafin Vincent, Mak. Vincent pergi demi perbaikan masa depan Vincent, air mata Ilham menitik. Ia menyesal gak pamit sama orang tua dan teman-temannya. Biarin deh, kan pengen bikin kejutan.

Seorang pramugari mendekat. Cewek itu heran saat melihat salah seorang penumpangnya meneteskan air mata.
‘’Kenapa? Sedih berpisah dengan kekasih?’’ guraunya.
‘’Bukan,’’ Ilham menggeleng
‘’Obat jerawat saya ketinggalan,’’ ujar Ilham kembali. Belum sempat si pramugari berkomentar kembali, tiba-tiba pesawat oleng. Terdengar suara yang amat keras, pasti ada angin ribut!!!!
‘’Suara apa itu, Mbak,’’ tanya Ilham kaget.
"Itu kayaknya bunyi ember-ember plastik jatuh. Itu pesanan Takada Doku..."
‘’Lho buat apa dia pesan ember plastik, mbak?’’ lanjutan Ilham sedikit kaget.
"Itu sebabnya saya melarang kamu. Takada Doku kekurangan bahan-bahan kimia untuk melakukan praktik operasi plastik. Sebagai gantinya untuk sementara ini dia mau pake ember plastik bekas..."

"Haah!?" Ilham terjengkang.
"Menurut yang saya dengar, operasi yang menggunakan campuran ember plastik bakalan kurang sempurna. Soalnya kalo wajah kita kena matahari bakalan meleleh..."
Hiiiyyy! Ilham bergidik ngeri. Kampret si Takada Doku, mentang-mentang istilahnya operasi plastik, dia seenaknya pake bahan ember plastik. Ilham bangun dari duduknya. Trus nyari-nyari kopernya.
‘’Mau ke mana?’’pramugari itu bingung. "
"Saya turun di sini aja..."

***

-----------------------------
Cerpen Operasi Plastik Indri Pramay Desela, siswi Kelas IX SMPN2 Ujungbatu.

Comments

Post a Comment

Paling Banyak Dibaca