“Aku udah rencana mau pergi balimau dengan teman-teman ke Muara Lembu,” ungkap Okta Brianti, siswa SMAN 5 Pekanbaru.
Menurut doski mandi balimau merupakan adat yang dibudayakan dari dulu dan dilaksanakan sehari sebelum puasa. “Sebenarnya mandi balimau nggak terlalu penting. Menurut aku sih dulu mungkin iya, tapi karena sekarang udah terpengaruh dengan perkembangan zaman, jadi nggak terlalu diwajibkan lagi,’’ tuturnya.
Pernyataan Okta tersebut juga didukung oleh Yolan, mahasiswi Unri. Doski bilang mandi balimau itu memang merupakan tradisi, namun sekarang tradisi itu sudah nggak murni lagi, sudah terasa pudar untuk dirasakan.
‘’Mandi balimau sekarang sudah disalah artikan. Sebagian remaja banyak yang menjadikan Mandi balimau sebagai ajang pacaran. Jadi manfaatnya sudah mulai pudar,” ungkap gadis yang mempunyai hobi menari ini.
Meskipun kayak gitu, doski tetap punya planning mandi balimau bersama keluarga. “Rencananya kami mau mandi balimau ke Pulau Tonga. Mungkin nggak mandi, cuma liat-liat aja. Kan, selain ada balimau alias mandi gitu, ntar juga ada hiburan yang udah disiapkan masyarakat di sana,” ujarnya.
Lain lagi ungkapan dari Iwa, siswi kelas 3 SMP As Shofa Pekanbaru. Untuk menyambut Ramadan tahun ini, ia nggak ikut-ikutan seperti remaja lainnya yang mandi balimaunya pergi ke luar daerah. Mandi balimau bagi cewek hitam manis ini cukup di rumah. Tapi, baginya mandi balimau itu tetap merupakan tradisi dari dulu yang perlu dipertahankan keasliannya.
“Aku mandi balimau di rumah aja, karena masih kecil”, kata Iwa yang bercita-cita jadi dokter ini.
Khairunnisa, guru dari SMAN 7 Pekanbaru juga ikut nimbrung memberi komentar. Mandi balimau itu, katanya, merupakan ajang mensucikan diri lahir batin yang dilakukan masyarakat Riau menjelang datangnya bulan suci Ramadan. ‘’Namun, mandi balimau itu, sebenarnya bukan semata-mata orang melayu yang membuat dalih pertama kali. Tapi sebelum itu, sudah ada pengaruh-pengaruh dari luar, seperti dari orang-orang suku Minang,’’ ucapnya.
Yang Penting Niatnya
Apalah arti sebuah kesungguhan kalau tidak diikuti niat. Begitu juga dengan menyambut bulan ramadan esok. “Yang penting niat tulus dan ikhlas untuk mempersiapkan diri dalam menjalankan bulan puasa ramadan besok,” tutur Muhammad Zikri, mahasisiswa Fakultas Ekonomi ini.
‘’Kalau dikatakan penting atau tidaknya mandi balimau itu, ya nggak terlalu penting. Yang penting adalah niat dari mandi balimau itu,’’ timpal Khairunnisa.
Kita, lanjutnya, harus tetap konsisten bahwa tujuan utama kita mandi balimau itu semata-mata ingin mensucikan diri lahir batin menjelang puasa sehingga puasa dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. (Melda dan Wido CCMD/nto)
Menurut doski mandi balimau merupakan adat yang dibudayakan dari dulu dan dilaksanakan sehari sebelum puasa. “Sebenarnya mandi balimau nggak terlalu penting. Menurut aku sih dulu mungkin iya, tapi karena sekarang udah terpengaruh dengan perkembangan zaman, jadi nggak terlalu diwajibkan lagi,’’ tuturnya.
Pernyataan Okta tersebut juga didukung oleh Yolan, mahasiswi Unri. Doski bilang mandi balimau itu memang merupakan tradisi, namun sekarang tradisi itu sudah nggak murni lagi, sudah terasa pudar untuk dirasakan.
‘’Mandi balimau sekarang sudah disalah artikan. Sebagian remaja banyak yang menjadikan Mandi balimau sebagai ajang pacaran. Jadi manfaatnya sudah mulai pudar,” ungkap gadis yang mempunyai hobi menari ini.
Meskipun kayak gitu, doski tetap punya planning mandi balimau bersama keluarga. “Rencananya kami mau mandi balimau ke Pulau Tonga. Mungkin nggak mandi, cuma liat-liat aja. Kan, selain ada balimau alias mandi gitu, ntar juga ada hiburan yang udah disiapkan masyarakat di sana,” ujarnya.
Lain lagi ungkapan dari Iwa, siswi kelas 3 SMP As Shofa Pekanbaru. Untuk menyambut Ramadan tahun ini, ia nggak ikut-ikutan seperti remaja lainnya yang mandi balimaunya pergi ke luar daerah. Mandi balimau bagi cewek hitam manis ini cukup di rumah. Tapi, baginya mandi balimau itu tetap merupakan tradisi dari dulu yang perlu dipertahankan keasliannya.
“Aku mandi balimau di rumah aja, karena masih kecil”, kata Iwa yang bercita-cita jadi dokter ini.
Khairunnisa, guru dari SMAN 7 Pekanbaru juga ikut nimbrung memberi komentar. Mandi balimau itu, katanya, merupakan ajang mensucikan diri lahir batin yang dilakukan masyarakat Riau menjelang datangnya bulan suci Ramadan. ‘’Namun, mandi balimau itu, sebenarnya bukan semata-mata orang melayu yang membuat dalih pertama kali. Tapi sebelum itu, sudah ada pengaruh-pengaruh dari luar, seperti dari orang-orang suku Minang,’’ ucapnya.
Yang Penting Niatnya
Apalah arti sebuah kesungguhan kalau tidak diikuti niat. Begitu juga dengan menyambut bulan ramadan esok. “Yang penting niat tulus dan ikhlas untuk mempersiapkan diri dalam menjalankan bulan puasa ramadan besok,” tutur Muhammad Zikri, mahasisiswa Fakultas Ekonomi ini.
‘’Kalau dikatakan penting atau tidaknya mandi balimau itu, ya nggak terlalu penting. Yang penting adalah niat dari mandi balimau itu,’’ timpal Khairunnisa.
Kita, lanjutnya, harus tetap konsisten bahwa tujuan utama kita mandi balimau itu semata-mata ingin mensucikan diri lahir batin menjelang puasa sehingga puasa dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. (Melda dan Wido CCMD/nto)
Comments
Post a Comment