Hasil Penelitian Kesehatan: Dampak Teknologi pada Risiko Kesehatan
KEBIASAAN mendengarkan portable music player (PMP), seperti MP3 player, bisa membuat telinga cedera. Itu terjadi jika kita terlalu sering memakai earphone atau headphone bervolume tinggi. Berdasar penelitian, efek buruk datang jika menggunakan earphone selama lima jam dalam sepekan. Dampaknya adalah kerusakan permanen pada telinga.
Kemungkinan terbesar hal itu terjadi pada usia muda. Saat ini mungkin dampaknya belum terlihat, namun kelak akan terasa.
‘’Mendengarkan pemutar musik personal secara reguler dalam volume tinggi ketika muda sering kali tidak berdampak pada pendengaran. Namun, kelak kemampuan mendengar bisa menghilang,’’ jelas salah seorang peneliti pada International Herald Tribune.
Senin pekan lalu (6/10), pernyataan itu diberikan sembilan peneliti dari Committee on Emerging and Newly Identified Helat Risks. Bahkan, mereka juga menyatakan bahwa risiko kehilangan pendengaran akan didapatkan di pertengahan usia 20-an.
Apple Computer, produsen iPod, juga terkena dampaknya. Perusahaan milik Steve Jobs itu dinyatakan gagal membuat langkah memadai untuk menghindari risiko kesehatan pendengaran. Hasil penelitian pada 2006 menunjukkan, iPod menghasilkan tingkat suara sebesar 115 desibel (dB). Padahal, beberapa studi menyatakan, mendengarkan musik setingkat itu selama 28 detik mengakibatkan kerusakan di waktu yang akan datang.
Berdasarkan hasil penelitian kesehatan ini, Apple disarankan segera membuat software penurun kualitas suara hingga ke 100 dB. Pilihan lain, membuat desain headphone yang mampu memblok sebagian keluaran suara dari iPod.
Kabar tersebut bakal merugikan Apple. Bukan hanya image, namun bisa juga finansial. Penjualan bisa menurun, begitu pula keuntungan Apple. Meski demikian, hasil penelitian itu juga menyatakan bahwa mendengarkan musik berhasil mengusir kebosanan dan kejenuhan rutinitas. Itu juga yang membuat para pengguna mengesampingkan dampak yang diterimanya.(nto/net)
-------------
Bagaimana dengan Hasil Penelitian Kesehatang diatas? Baca hasil penelitian kesehatan terbaru.
KEBIASAAN mendengarkan portable music player (PMP), seperti MP3 player, bisa membuat telinga cedera. Itu terjadi jika kita terlalu sering memakai earphone atau headphone bervolume tinggi. Berdasar penelitian, efek buruk datang jika menggunakan earphone selama lima jam dalam sepekan. Dampaknya adalah kerusakan permanen pada telinga.
Kemungkinan terbesar hal itu terjadi pada usia muda. Saat ini mungkin dampaknya belum terlihat, namun kelak akan terasa.
‘’Mendengarkan pemutar musik personal secara reguler dalam volume tinggi ketika muda sering kali tidak berdampak pada pendengaran. Namun, kelak kemampuan mendengar bisa menghilang,’’ jelas salah seorang peneliti pada International Herald Tribune.
Senin pekan lalu (6/10), pernyataan itu diberikan sembilan peneliti dari Committee on Emerging and Newly Identified Helat Risks. Bahkan, mereka juga menyatakan bahwa risiko kehilangan pendengaran akan didapatkan di pertengahan usia 20-an.
Apple Computer, produsen iPod, juga terkena dampaknya. Perusahaan milik Steve Jobs itu dinyatakan gagal membuat langkah memadai untuk menghindari risiko kesehatan pendengaran. Hasil penelitian pada 2006 menunjukkan, iPod menghasilkan tingkat suara sebesar 115 desibel (dB). Padahal, beberapa studi menyatakan, mendengarkan musik setingkat itu selama 28 detik mengakibatkan kerusakan di waktu yang akan datang.
Berdasarkan hasil penelitian kesehatan ini, Apple disarankan segera membuat software penurun kualitas suara hingga ke 100 dB. Pilihan lain, membuat desain headphone yang mampu memblok sebagian keluaran suara dari iPod.
Kabar tersebut bakal merugikan Apple. Bukan hanya image, namun bisa juga finansial. Penjualan bisa menurun, begitu pula keuntungan Apple. Meski demikian, hasil penelitian itu juga menyatakan bahwa mendengarkan musik berhasil mengusir kebosanan dan kejenuhan rutinitas. Itu juga yang membuat para pengguna mengesampingkan dampak yang diterimanya.(nto/net)
-------------
Bagaimana dengan Hasil Penelitian Kesehatang diatas? Baca hasil penelitian kesehatan terbaru.
Comments
Post a Comment