Skip to main content

Somewhere I Belong

Somewhere I Belong
Nuning S

Fajar membuka matanya yang sedari tadi terpejam. Retina matanya
langsung menangkap sesosok bayangan ada di hadapannya. Tersenyum.
"Udah bangun ?" tanyanya pelan.

Fajar menelan ludah. Di belakang orang itu, ada seseorang yang lain.
Berambut panjang tergerai, cantik, memakai gaun putih. Dari mulutnya
berdesis pelan kata, "Fian, 1 jam lagi".

Seketika itu juga, mata Fajar terbelalak lebar. Dadanya bergetar
seiring dengan menghilangnya bayang perempuan yang tersenyum ke
arahnya.

"Nggak! Jangaan!!"
Nafas Fajar tersengal. Dari pelipisnya mengalir keringat. Fajar
melirik jendela rumahnya. Di luar, bulan tampak bersinar dengan
indahnya. Tenang. Jam dinding telah menunjuk pukul 2 dini hari.
Tanpa banyak cakap lagi, dia segera bangun dari tempat tidurnya dan
berlari ke kamar mandi. Membasuh muka.

Sekilas, dia memandang wajahnya di cermin. Tenang, Fajar .. Rasa
gugup cuma bikin lo susah buat sampe ke sana, batinnya pelan dalam
hati.

Setelah itu, dia pergi menuju garasi dan mengeluarkan mobilnya dari
sana. Berharap akan terkejar.

Tapi, setelah sampai di rumah Fian, ternyata keadaan disana, telah
ramai. Dengan kesal, Fajar memukul stir mobil. Harusnya jam 3! Ini
baru setengah 3!

Tapi, gue mimpi jam berapa?
Sedetik kemudian, Fajar telah sesengukan sambil memeluk stir mobil.

"Lo darimana aja sih? Gue ada seminar tau!" bentak Rifki sambil
menggedor pintu mobil yang dinaiki Fajar. Pagi itu, Sabtu pukul 06.45.
"Lo semaleman kemana aja? Nggak pulang! Mama khawatir tuh! Udah,
buruan lo masuk, mandi, ganti baju. Bareng nggak ke sekolah?" lanjut
Rifki lagi.

"Gue nggak enak badan hari ini. Kayaknya abstain dulu. Ati2 di
jalan," jawab Fajar pelan sambil menutup pintu mobil dan berjalan
menuju rumah.

Rifki menatap adiknya dengan aneh. "Kenapa sih tuh anak?" gumamnya
sambil masuk ke dalam mobil.


"Kak Rifki udah pulang, Ma?" tanya Fajar sambil menghampiri Mamanya
yang lagi asik menyulam, membawa segelas air putih.
"Belum? Tadi, temenmu ada yang kesini. Bilang kalau temen sekelas
kamu ada yang meninggal. Karna keliatannya kamu masih pusing, Mama
nggak brani bangunin kamu," jawab Mamanya pelan.

"Namanya Fian?"
"Iya, kamu kok tau?"
"Fajar udah ngelayat tadi jam 3," Fajar meletakan gelas kosong itu ke
atas meja, kemudian pergi kembali ke kamar.


JGLEK!
Rifki menutup pintu mobil. "Lo kenapa sih tiba2 dateng ke kampus?
Untung seminarnya udah selesai!" Rifki keliatan jengkel.
"Udah, diem aja! Pokoknya, apapun yang terjadi, lo harur selalu ada
di samping gue,"Fajar menjalankan mobilnya pelan2.
"Emang ada apa, sih? Akhir2 ini, lo aneh banget. Lo sakit?"
Fajar menggeleng. "Gue nggak sakit. Gue cuma takut."
"Takut kenapa?"

"Gue tadi mimpi lo didatengin cewek. Gue takut kalo lo mati!"
Rifki mengernyitkan dahinya. Nggak ngerti. "Maksud lo apa?"
Fajar diem nggak ngejawab.

"Sebenernya maksud lo tuh apa?!" Rifki berteriak sambil memegang lengan Fajar.
Akibatnya, konsentrasi Fajar buyar. Mobil itu meliuk2 di jalanan
siang. Dan akhirnya, sebuah truk datang dari arah berlawanan, siap
menyambut mobil mereka.

BRAKK!!
Jalanan berubah macet.

"Sayang, bangun. bangun sayang. jangan tidur di lantai, nanti sakitnya tambah parah lo," suara lembut seorang perempuan kontan membangunkan Fajar dari alam bawah sadarnya.

"Fajar nggak kuat bangun, Ma. Fajar pengen tidur di sini," jawab Fajar
"Lho? nanti sakitnya tambah parah? Ayo dong, Sayang. Bangun?"

"Nggak, Ma. disini, Fajar bisa nemuin tempat dimana Fajar bisa tenang. Nggak ngrasain sakit lagi. Nggak ngrasain penyesalan atas meninggalnya Kak Rifki."
"Fajar, kamu nggak boleh begini. Kak Rifki meninggal itu bukan salah kamu. Ini semua takdir," air mata Mama mulai mengalir.

Takdir? Tapi kenapa harus Rifki? Kenapa tiap Fajar mimpi ada orang yang didatengin perempuan berambut panjang itu, semuanya mati? Apa itu semua juga takdir?
"Sayang," Mama menopang kepala Fajar pelan.

Pandangan mata Fajar mengabur. Tiba2 wajah Mama berubah menjadi wajahperempuan yang sering dia temuin di alam bawah sadarnya. Memeluknya. Dan setelah itu, Fajarpun merasa berada di suatu tempat yang nyaman. suatu tempat yang selama ini pengen banget dia temuin.
"FAJARRR!!" teriak Mama ketika mengetahui Fajar terkulai lemah di pangkuannya.

-------------------
Cerpen Somewhere I Belong diatas adalah kiriman dari Nuning S theblackwizharpz@*****.com

Comments

Paling Banyak Dibaca