Skip to main content

Internet adalah Sumber Informasi dan Pengetahuan

Dipungkiri atau tidak, kehadiran sebuah teknologi baru kerap membawa kemudahan bagi penggunanya. Meski sisi lain efek negatif tak mungkin terelakkan.
Begitu pula dengan kehadiran Internet. Konon, kehadirannya membuat jarak dan batas wilayah tak lagi menjadi masalah besar. Korespondensi lintas benuapun menjadi seolah tak lagi menjadi sesuatu yang musykil dilakukan. Pun berbagai data dan informasi lebih mudah diperoleh karenanya.

Hal tersebut seolah menggambarkan dengan tepat apa yang diungkapkan salah satu “profesor internet”–nya Indonesia, Onno W. Purbo. Melalui email, ia mengatakan ciri khas paling dominan dari teknologi yang bernama internet adalah sumber informasi dan pengetahuan.

“Tentunya, bagi mereka yang mampu mengolah informasi dan pengetahuan, internet dapat pula menjadi sumber penghasilan tambahan. Dan bukan tidak mungkin menjadi sumber penghasilan utama. Itu kira-kira gambaran sederhana dari manfaat yang paling dominan dari Internet,” ungkapnya.

Namun, untuk bisa memanfaatkan kecanggihan internet dengan optimal tentu kita harus memahami karakter teknologinya. Seperti halnya kata pepatah, tak dikenal, maka tak sayang. Salah-salah, bila kita tidak cukup bijak menggunakannya bisa terjebak pada efek buruknya.

Warnet, Banyak yang Baik
Memperkenalkan internet pada anak memang bukan perkara mudah, terlebih tak sedikit orang tua yang boleh dikata masih gagap teknologi (gaptek). Tak ayal, makin banyak pula anak-anak yang belajar dan mengenal internet secara otodidak akibat pergaulan mereka.

Masalah ini memang susah-susah gampang. Namun menurut Onno W Purbo hal tersebut dapat dilakukan dengan penanaman akhlak yang baik, tak ada jalan lain. “Terus terang, penanaman akhlak yang baik melalui salat, ngaji, dll. Jauh lebih baik dari pada berusaha memproteksi komputer atau internet dari anak-anak. Dan hal itulah yang saya terapkan di rumah,” tegasnya.

Lebih lanjut dijelaskan mantan dosen ITB tersebut, penanaman akhlak tersebut juga menjadi modal dasar untuk membedakan mana yang baik dan buruk. “Internet itu kan sangat erat hubungannya dengan kebiasaan membaca dan menulis. Membaca dan menulis erat hubungannya dengan tingkat pendidikan keluarga. Jadi, secara sederhana prasyarat dan memaksimalkan manfaat internet ya pendidikan keluarga. Maksudnya pendidikan informal,” papar lulusan terbaik Teknik Elektro ITB itu.

Namun, bila penanaman akhlak dirasa belum cukup, ia menyarankan orang tua untuk memblok situs-situs yang dianggap kurang baik. “Ada banyak cara, yang paling sederhana adalah dengan mengubah arah pencari internet, misalnya untuk halaman utama yang digunakan www.yahoo.com atau ajarkan mereka tentang http://id.wikiwedia.org,” jelasnya.

Selama ini mungkin tidak sedikit dari kita berprasangka bahwa warnet yang belakangan tumbuh bak jamur dimusim hujan sebagai sarang kejahatan dan pornografi. Pasalnya, di beberapa kota terungkap kasus kejahatan internet dan pemanfaatan internet untuk mengakses situs porno terjadi di warnet.

Nyatanya, warnet bukanlah sarang pornografi dan kejahatan. Pasalnya, saat pornografi di internet telah menjadi sesuatu yang ilegal di negeri ini. Terlebih sejak disahkannya UU ITE oleh DPR beberapa waktu yang lalu. “Dari sisi praktis dan sederhana warnet adalah tempat akses internet yang murah bagi rakyat. Tidak semua warnet sarang pornografi. Hanya warnet yang ndableg. Yang setahu saya saat ini sebagian besar warnet tidak mengarah kesana,” tutur Onno.

Ditambahkan lulusan S3 University of Waterloo Canada itu, saat ini setidaknya ada 4 sampai dengan 5 juta situs porno yang 99,99 persennya justru berada di luar negeri. Kondisi tersebut merupakan kebalikan dengan situs-situs yang ada di Indonesia karena 99,999 persennya bukan situs pornografi. Kalau konten di Indonesia jelas nggak berani macam-macam. Kan sebagian besar konten yang tidak baik berada di luar negeri. Masalahnya, di internet itu kan tidak ada batasan antara dalam negeri dan luar negeri. Pembatasan akses ke situs porno paling mudah dilakukan dengan pembekalan akhlak. Kalau mau menggunakan teknik memblokir situs porno bisa membaca ilmu yang ada di http://wiki.detikinet.com/index.php/Tip_internet ,” ujarnya.

Sementara itu terkait dengan terwujudnya akses internet yang cepat dan murah, pemrakasa computer network research center (CNRC) itu mengatakan hal tersebut terkait oleh dua hal, yaitu massa pengguna internet secara lokasi atau tempat informasi yang diakses. “Kalau pengguna (user) besar, maka kita akan mengambil bandwidth dalam jumlah besar. Dan dengan begitu harga per usernya akan lebih murah. Masalahnya user internet bukan sembarangan. Ini hanya bisa terjadi kalau banyak orang pintar di Indonesia. Maklum Internet itu kan equivalen dengan orang yang bisa baca tulis. Jadi kuncinya adalah dunia pendidikan,” beber Onno.

Pun dengan informasi yang diakses. Dikatakan dia, bila kita lebih banyak mengakses informasi dari luar negeri, biaya yang harus dibayarpun lebih mahal. “Itu tidak akan terjadi kalau kita lebih banyak akses lokal Indonesia. Harganya jelas lebih murah. Kuncinya ya harus banyak dibuat atau ditawarkan insentif agar banyak penyedia lokal,” pungkasnya. Agar internet jadi milik semua orang yang luas manfaatnya.(net/hus)

Comments

Paling Banyak Dibaca