Skip to main content

Perpisahan yang Heboh tapi Mengharukan

KELUARGA besar SMPN 2 Ujungbatu mengadakan acara yang menghebohkan, yaitu acara pengembalian siswa kelas IX yang baru saja mengikuti Ujian Nasional kepada orang tuanya atau biasa disebut dengan perpisahan.

Tamu yang hadir dalam acara ini, bukan hanya wali murid kelas IX saja, melainkan Camat, Kapolsek Ujungbatu, serta Pemuka masyarakat Ngaso. Sehingga acara ini menjadi ramai dan meriah karena banyak tamu yang datang.
Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh siswa SMPN 2 Ujungbatu yang baru saja mengikuti MTQ Nasional di Lampung bernama Doan Prayogi dan sari tilawah oleh Leni Sri Rezeki.

Kepala Sekolah SMPN 2 Ujungbatu, Syamsidi memberikan arahan dan pesan. Dia mengharapkan agar siswa yang akan meninggalkan sekolah terus bersekolah dan mewujudkan cita-cita. Begitu juga kepada bapak dan ibu wali murid, jangan biarkan anak-anak tidak melanjutkan sekolah. Kalau tidak orang tua yang mendukung, siapa lagi. Bapak ibu harus menyekolahkannya sampai kemanapun. Karena ilmu yang dapat mengangkat derajat semua manusia. Tuntutlah ilmu walau sampai ke Negeri Cina, demikian pepatah yang diucapkan Syamsidi sebelum mengakhiri pengarahan.
Setelah itu acara dilanjutkan dengan persembahan tari daerah, salah satunya tari tor-tor, dari Sumatera Utara.

Hampir semua yang hadir larut dalam persembahan tari itu. Bahkan dalam hitungan menit, guru dan sejumlah tamu naik kepanggung untuk menyalamkan sejumlah sumbangan ke jemari para penari.

Acara semakin heboh dengan disko bersama. Siswa tidak malu-malu dalam bergoyang. Tapi walau bagaimanapun goyangannya masih normal dan sopan.
Yang namanya acaranya perpisahan tidak terlepas dari rasa sedih dan haru. Ketika para siswa menyanyikan lagu perpisahan, semua tak kuasa menahan air mata. Ketika itu haru menyelimuti keluarga besar SMPN 2 ujungabtu dan para tamu yang hadir. Begitu juga pada saat bersalaman dengan majelis guru. Suasana haru kembali menghiasi acara ini. Para siswa SMPN 2 Ujungbatu bersalaman sambil didampingi orang tuanya masing-masing. Saling meminta maaf, mungkin selama ini ada salah yang telah diperbuat. Tidak sampai disitu, para siswa yang hendka meninggal SMPN 2 meminta restu kepada para guru yang telah berjasa memberikan ilmu yang tidak bisa dibayar dengan materi, tetapi hanya bisa dibayar dengan prestasi dan keberhasilan anak didiknya.

Usai acara, kebersihan dan ketertiban masih terlaksana, tidak ada sampah yang berserakan dan tidak terjadi satupun kericuhan. Inilah yang mencerminkan bahwa SMPN 2 Ujungbatu itu unggul tidak hanya prestasi tapi juga ketertiban, kedisiplinan, kebersihan, dan kesopanan dapat diacungi jempol. (Ilham, SMPN 2 Ujungbatu)

Comments

Paling Banyak Dibaca