Skip to main content

UN Menjelang, Terobosan Datang

UJIAN Nasional (UN) yang hampir-hampir di ambang pintu membuat siswa-siswi berkasak kusuk mempersiapkan diri semaksimal mungkin. Tampa kecuali siswa Kota Pekanbaru.‘’Wah tidak terasa ya.. dua pekan lagi kita bakal menghadapi UN 2008, duh.. cemas juga. Bisa lulus tidak yah, ‘’ ungkap Lidya, dara tambun, siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Pekanbaru kelas III Penjualan ini, saat ditemui Xpresi di ruang Labor Bahasa Inggris pekan lalu.

Tanggal 22 Maret 2008 mendatang adalah hari yang paling menegangkan untuk siswa SMA/SMK se-Indonesia. Karena, pada hari itu perjuangan untuk mendapatkan nilai di atas standar rata-rata kelulusan 5,25 harus di capai. Jika tidak memenuhi standar maka, siswa tersebut harus rela dicap sebagai siswa gagal alias tidak lulus.Hal ini yang membuat guru SMKN 1 Pekanbaru, mengadakan belajar tambahan atau terobosan. Kegiatan ini sudah berjalan beberapa tahun sejak penetapan standar kelulusan.

Di SMKN 1 Pekanbaru mengadakan belajar tambahan dari pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB. Terdiri dari tiga mata pelajaran, diantaranya Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Dengan pembagian jadwal, gelombang satu pada hari Senin, Selasa, Rabu dan untuk gelombang kedua Kamis, Jumat dan Sabtu.Mengenai terobosan, banyak siswa yang pro dan kontra. Pro karena mereka ingin lulus diatas standar rata-rata dan kontra karena memakai jam istirahat mereka di rumah.

Namun, Lusi gadis manis bertahi lalat di dagu ini menyatakan asyik-asyik saja saat menjalani masa terobosan ini. ‘’Yang penting, bagimana pun beratnya perjuangan itu, saya harus lulus,’’ tekad Lusi semangat. Lain halnya dengan Mursidah, gadis bersahaja ini menyatakan bahwa ia harus mengorbankan waktunya untuk membantu orang tua dirumah. ‘’Biasanya, sepulang sekolah saya harus membantu orang tua. Tapi karena ada terobosan maka saya harus mementingkan kegiatan ini demi kelulusan saya nantinya,’’ harap Mursidah dengan nada bersahaja.

Begitu juga Lidya, dara tambun hobi ngegosip ini menambahkan bahwa ia berada di antara dua pilihan. Pro dan kontra. ‘’Biasanya jam segini saya harus istirahat di rumah tapi demi kelulusan, saya harus mengikuti terobosan ini. Tentunya terobosan ini harus saya ikuti dengan ikhlas. Walau hujan, nggak ada ojek, becek-becek, capek deh. Saya tetap bertekad harus lulus. Minimal semua nilai yang saya dapatkan rata-rata 9,5, doakan saja ya,’’ papar Lidya semangat.

Bagaimanapun pro dan kontra kegiatan terobosan ini, tidak dapat dipungkiri kalau kegiatan tersebut akan memperkecil persentase tingkat ketidaklulusan siswa. Hal itu juga disampaikan oleh guru SMKN 1 Pekanbaru. ‘’Kita berharap, tahun ini bisa meluluskan siswa 100 persen dengan daya upaya kegiatan tambahan belajar ini tentunya,’’ ungkap guru SMKN 1 Pekanbaru.(Shahid WMD/nto)

Comments

Paling Banyak Dibaca